logo kabupaten muna |
Kabupaten Muna adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia, dengan Ibu kota di Raha. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.887 km² dan berpenduduk sebanyak 304.753 jiwa (2005).
Keadaan Wilayah
Letak Geografis
Kabupaten Muna terletak di jazirah sulawesi bagian tenggara, meliputi bagian utara pulau muna, serta pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar kawasan tersebut, terletak di bagian selatan khatulistiwa pada garis lintang 4º06 - 5.15° LS dan 120.00° – 123.24° BT.
Luas dan Batas Wilayah
Luas daratan Kabupaten Muna seluas 4.887 km² atau 488.700 ha, berbatasan dengan:
Utara | Kabupaten Konawe Selatan dan Selat Tiworo |
Selatan | Kabupaten Buton Tengah |
Barat | Selat Spelman |
Timur | Kabupaten Buton Utara dan Pulau Kajuangi |
Topografi dan Hidrologi
Kondisi topografi pada umumnya merupakan dataran rendah dengan
ketinggian rata-rata kurang dari 100 meter di atas permukaan laut,
wilayah muna bagian selatan terdiri dari tanah podsolik merah dan
kuning.
Pada pesisir pantai Waode Buri, Kecamatan Kulisusu mempunyai potensi ikan hias tropis yang dapat dikembangkan menjadi aqua kultur.
Keadaan Iklim
Kabupaten Muna pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata antara 25º C – 27º C. Musim hujan terjadi antara bulan Nopember dan mulai Maret, di mana pada bulan tersebut angin bertiup dari Benua Asia dan Samudera Pasifik mengandung banyak uap air yang menyebabkan terjadinya hujan di wilayah Indonesia, sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan Mei dan bulan Oktober, pada bulan ini angin bertiup dari Benua Australia yang sifatnya kering dan sedikit mengandung uap air.
Pemerintahan
Wilayah Administratif
Secara administratif Kabupaten Muna terdiri dari 33 kecamatan definitif, selanjutnya terbagi atas 220 desa, 39 kelurahan dan 1 unit pemukiman transmigrasi (UPT).
Komposisi desa
berdasarkan klasifikasi desa adalah sebanyak 293 desa tidak termasuk
(UPT) dan keseluruhan terdiri dari desa swakarya dan desa swadaya dan
desa swakarya masing masing sebanyak 227 desa (77,47%) kategori swadaya
mula, (89,16%) dan desa swakarya sebanyak 31 desa atau 10,38% dari
seluruh desa dan kelurahan yang telah diklarifikasi.
Pemerintahan Daerah
Bupati Kabupaten Muna hasil pemilihan kepala daerah tahun 2010 adalah dr. LM. Baharuddin, M.Kes.
Dewan Perwakilan Rakyat
Komposisi jumlah anggota DPRD Kabupaten Muna yang merupakan hasil pemilu tahun 2004 sebanyak 30 orang, terdiri dari Fraksi Golkar 14 orang, Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 5 orang dan Fraksi Reformasi yang merupakan gabungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa, PAN, PKS, PSI dan PNBK.
Penduduk dan Tenaga Kerja
Jumlah Penduduk
Tahun 1961 jumlah penduduknya baru mencapai 111.766 jiwa, sepuluh tahun kemudian, yakni tahun 1971 meningkat menjadi 154.024 jiwa atau mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 3,26 persen per tahun. Pada tahun 1980 meningkat menjadi 174.057 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun, kemudian tahun 1990 meningkat menjadi 226.933 jiwa atau tumbuh sebesar 1,37 persen per tahun. Berdasarkan hasil sensus tahun 2000,
penduduk di wilayah ini telah berjumlah 273.160 jiwa atau mengalami
pertumbuhan atau rata-rata 1,90 persen per tahun. Terakhir berdasarkan
hasil registrasi penduduk pada akhir tahun 2005 telah berjumlah 304.753 jiwa.
Ketenagakerjaan
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada dinas tenaga kerja dan
transmigrasi sebanyak 12.596 orang, berhasil ditempatkan selama tahun 2005 sebanyak 573 orang dan dihapuskan sebanyak 2.726 orang. Dengan demikian sisa pencari kerja tahun 2005 sebanyak 9.297 orang.
Sosial
Pendidikan
Pada tahun ajaran 2005/2006 jumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK)
bertambah 24 unit, yaitu dari 122 tahun 2004/2005 menjadi 146 unit
tahun 2005/2006, jumlah guru bertambah dari 315 orang tahun 2004/2005
menjadi 339 orang tahun 2005/2006. Demikian pula jumlah murid mengalami
kenaikan dari 3.670 orang tahun 2004/2005 menjadi 6.906 orang tahun
2005/2006 atau naik sebesar 88,17 persen. Rasio antara guru terhadap
sekolah TK adalah 47 orang, rasio murid terhadap sekolah rata-rata 47
orang dan murid terhadap guru rata-rata 20 orang. Rasio murid terhadap
sekolah rata-rata 3 orang dan murid terhadap guru rata-rata 20 orang.
Jumlah Sekolah Dasar
pada tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 362 unit, jumlah guru sebanyak
2.567 orang, sedangkan jumlah murid sebanyak 52.137 orang. Rasio guru
terhadap sekolah pada tahun ajaran 2005/2006 rata-rata 7 orang setiap
sekolah, rasio murid terhadap sekolah rata-rata 144 orang, sedangkan
rasio murid terhadap guru rata-rata 20 orang.
Pada tahun ajaran 2004/2005 jumlah sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
berjumlah 60 unit meningkat menjadi 65 unit tahun ajaran 2005/2006,
guru berjumlah 1.324 orang dan murid sebanyak 16,934. Rasio antara guru
dan sekolah rata-rata 20 orang per sekolah, rasio murid terhadap sekolah
rata-rata 261 orang dan rasio murid terhadap guru rata-rata 13 orang.
Jumlah Sekolah Tanjutan Tingkat Atas (SLTA)
pada tahun ajaran 2005/2006 berjumlah 14 unit, jumlah guru 857 orang
dan murid sebanyak 11.976 orang. Rasio guru per sekolah pada tahun
ajaran 2005/2006 rata-rata 24 orang, rasio murid terhadap sekolah
rata-rata 24 orang, rasio murid sekolah rata-rata 292 orang dan murid
terhadap guru rata-rata 14 orang.
Jumlah perguruan tinggi
tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 3 (tiga) unit dengan jumlah mahasiswa
sebanyak 1.265 orang dan tenaga pengajar/dosen tetap dan tidak tetap
sebanyak 159 orang.
Kesehatan
Jumlah fasilitas kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Plus) pada tahun 2004 berjumlah 127 unit .
Fasilitas kesehatan tersebut terdiri dari Rumah Sakit sebanyak 1 unit, Puskesmas
19 unit, Puskesmas Pembantu 100 unit dan Puskemas Plus 7 unit. Tenaga
kesehatan (tenaga medis dan paramedis) tahun 2005 berjumlah 554 orang
yang terdiri atas tenaga dokter 33 orang, bidan 73 orang, perawat 325
orang, SKM/Apoteker 15 orang dan tenaga kesehatan lainnya 94 orang.
Agama
Pada tahun 2005 terlihat bahwa jumlah sarana peribadatan sebanyak 493 buah yang terdiri atas masjid 350 buah, langgar/surau/mushallah 97 buah, gereja 24 buah dan pura/vihara 22 buah.
Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Muna atas dasar harga berlaku pada tahun 2000
adalah sebesar Rp. 740.105,04 juta. Bila dihubungkan dengan angka PDRB
Sulawesi Tenggara pada tahun yang sama, yaitu sebesar Rp. 5.774.652,61
juta, maka peranan PDRB Kabupaten Muna relatif kecil yaitu sebesar
12,82%. Hingga tahun 2004
PDRB Kabupaten Muna mencapai Rp. 1.291.020,44 juta atau sebesar 12,57%
dari PDRB Sulawesi Tenggara. Keadaan tersebut menurun dibanding dengan
keadaan tahun 2002 yang memberikan kontribusi sebesar 12,75% terhadap
PDRB Sulawesi Tenggara.
Sementara itu pertumbuhan PDRB Kabupaten Muna dalam kurun waktu 2001-2004 atas dasar harga konstan
2000 naik rata-rata sebesar 2,89%. Pertumbuhan rata-rata tersebut lebih
kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan rata-rata Sulawesi Tenggara
yang mencapai 3,88% per tahun. Pertumbuhan PDRB pada tahun 2004 sebesar
6,05%. Angka ini lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan
Sulawesi Tenggara pada tahun 2004 sebesar 7,51%.
Berdasarkan harga berlaku PDRB per kapita tahun 2000 sebesar Rp.
2.774.287,65,- tahun 2001 sebesar Rp. 3.261.386,81,- dan tahun 2002
sebesar 3.730.022,42,- tahun 2003 PDRB per kapita berdasarkan harga
berlaku menjadi Rp. 3.902.669,75,- dan tahun 2004 naik menjadi Rp.
4.491.615,11,- atau mengalami kenaikan sebesar 11,09% dari tahun 2003.
Pertanian dan Perkebunan
Produksi padi tahun 2005
berjumlah 11.899 ton yang terdiri atas padi sawah sebanyak 3.940 ton
(33,11persen) dan padi ladang 7.959 ton (66,89 persen). Dibanding dengan
jumlah produksi tahun 2004 sebesar 14.904 ton berarti produksi padi selama tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 20,17 persen.
Produksi jagung mengalami peningkatan sebesar 8,54 persen dari 40.477 ton tahun 2004 menjadi 43.933 ton pada tahun 2005.
Peningkatan tersebut di sebabkan meningkatnya luas panen sebesar 2,30
persen dari 18.992 hektare tahun 2004, meningkat menjadi 19.428 hektare
tahun 2005. Produksi ubi kayu juga mengalami peningkatan dari tahun 2004 sebesar 51.016 ton meningkat menjadi 53.276 ton pada tahun 2005
atau mengalami peningkatan sebesar 4,43 persen. Sedangkan produksi ubi
jalar mengalami penurunan dari 10.010 ton pada tahun 2004 menurun
menjadi 6.744 ton pada tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar 32,63
persen.
Produksi tanaman kacang-kacangan seperti kacang tanah meninkat 4,14 persen dari tahun 2004 sebesar 5.006 ton menjadi 5.213 ton pada tahun 2005, demikian juga dengan produksi kacang kedelai
mengalami peningkatan dari 81 ton pada tahun 2004 menjadi 150 ton pada
tahun 2005 atau meningkat sebesar 85,18 persen. Sementara itu produksi
kacang hijau menurun sebesar 4,69 persen dari 456 ton pada tahun 2004
menurun menjadi 244 ton pada tahun 2005.
Areal tanaman kakao mengalami peningkatan yang relatif besar dibanding dengan jenis tanaman lainnya, yaitu dari 7.271,6 ha tahun 2004 menjadi 7.511,0 ha tahun 2005
atau naik sekitar 3,29 persen, sedangkan untuk jenis tanaman lainnya
juga mengalami peningkatan namun dalam jumlah yang relatif kecil.
Kehutanan
Luas kawasan hutan adalah 235.759 ha atau 8,24 persen dari total luas
Kabupaten Muna, yaitu 488.700 ha. Rincian masing-masing kawasan adalah
seluas 39,685 ha (16,83 persen) hutan produksi biasa, 11,693 ha (4,95
persen) hutan produksi terbatas, 46.363 ha (19,67 persen) hutan lindung,
82.009 ha (34,79 persen) hutan wisata PPA dan seluas 56,009 ha (23,76
persen) hutan produksi yang dapat dikonversi.
Produksi hasil hutan dalam tahun 2005 meliputi kayu jati log sebanyak 14,421,23 M3 kayu jati konversi sebanyak 6.455,45 M3, rimba log sebanyak 4.364,28 M3, kayu rimba konversi sebanyak 2.967,71 M3 dan 1.601,95 M3.
Peternakan
Secara umum populasi ternak besar dan kecil pada tahun 2005 mengalami kenaikan, seperti ternak sapi dan kambing masing-masing sekitar 7,36 persen dan 13,51 persen dari populasi tahun 2004 sebesar 29.501 ekor dan 8.266 ekor menjadi 32.959 ekor serta 8.401 ekor pada tahun 2005.
Perkembangan populasi unggas khususnya ayam buras mengalami
peningkatan. Pada tahun 2004 sebanyak 2.070.00 ekor meningkat menjadi
2.081.350 ekor pada tahun 2005 atau meningkat sebesar 0,55 persen.
Demikian pula peningkatan yang relatif besar terjadi pada jenis unggas
ayam ras dari 7.500 ekor tahun 2004 menjadi 54.100 ekor pada tahun 2005.
Ternak itik juga mengalami peningkatan dari 10.500 ekor pada tahun 2004
menjadi 64.100 ekor pada tahun 2005.
Pemotongan sapi
meningkat dari 1.539 ekor pada tahun 2004 sebanyak 1.625 ekor pada
tahun 2005. Sementara untuk ternak kambing dan ayam buras mengalami
penurunan, kecuali unggas jenis ayam ras mengalami peningkatan yang
relatif besar dibanding dengan tahun 2004.
Perikanan
Produksi ikan tahun 2004 terdapat sebanyak 30.695,12 ton dan tahun 2005
sebanyak 34.383,58 ton ini berarti produksi perikanan tahun 2005
mengalami peningkatan sebanyak 12,02 persen dibanding tahun 2004.
Produksi perikanan tersebut terdiri atas perikanan tangkap dan budidaya.
Produksi perikanan budidaya terbesar terdapat di Kecamatan Kulisusu dengan produksi sebesar 561,13 ton khusus di Kecamatan Napabalano dengan jumlah produksi sebesar 420,40 ton. Kemudian untuk perikanan tangkap ada 3 kecamatan produsen ikan terbanyak, yaitu Kecamatan Napabalano, disusul Kecamatan Duruka dan Kecamatan Kulisusudengan
dengan produksi masing-masing 7.680,90 ton (24,83 persen), 6.303,60 ton
(20,58 persen) dan 2.818,00 ton (9,20 persen) dari total produksi ikan.
Industri
Dari hasil survei tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan industri besar/sedang di Kabupaten Muna tahun 2005 tercatat sebanyak 15 buah perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 568 orang.
Dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah perusahaan industri besar/sedang tahun 2005
berkurang sebanyak 3 perusahaan atau menurun sebesar 16,67 persen, di
mana dari 18 perusahaan tahun 2004 menjadi 15 perusahanan tahun 2005.
Kondisi ini diikuti dengan penurunan tenaga kerja sebesar 18,97 persen
pada tahun 2005. Pengeluaran untuk tenaga kerja mengalami penurunan
sebesar 42,62 persen, yaitu dari 2.846.718 ribu rupiah tahun 2004
menjadi 1.633.422 ribu rupiah tahun 2005.
Jumlah tenaga listrik yang di produksi tahun 2005 menunjukan penurunan sebesar 1,28 persen, yaitu dari 19.662.579 Kwh pada tahun 2004 menjadi 19.410.386 Kwh Tahun 2005.
Perdagangan
Data volume dan nilai perdagangan antar pulau dan hasil bumi dan laut tahun 2005
berjumlah 52.929,09 juta rupiah, terdiri dari hasil pertanian tanaman
pangan sebesar 877,71 juta rupiah (1,65%), hasil perkebunan sebesar
17.326,74 juta rupiah (32,73%), hasil hutan sebesar 33.442,28 juta
rupiah (50,13%), hasil peternakan 700,75 juta rupiah (1,32%) dan hasil
perikanan sebesar 7.452,66 juta rupiah (14,08%). Dibanding tahun 2004,
nilai perdagangan antar pulau tahun 2005 mengalami penurunan yang
relatif besar di mana tahun 2004 bernilai 52.929,08 juta rupiah.
Stasiun TV di Kota Raha
- RTV Raha - 60 UHF (mulai 23 Juli 2014)
Transportasi
Angkutan Darat
Panjang jalan di Kabupaten Muna tahun 2005
tercatat sepanjang 1.224,2 km yang terdiri atas jalan provinsi
sepanjang 268,5 km untuk jalan provinsi dan jalan kabupaten sepanjang
955,7 km. di mana jalan provinsi sudah termasuk bagian bagian dari jalan
kabupaten.
Kondisi Jalanan
Sekitar 91% jalan di Kabupaten Muna rusak parah, terutama jalanan
Kabupaten yang tak kunjung ada perbaikan. Masyarakat yang bermukim
disepnjang jalan Kabupaten mengekspresikan rasa kekesalannya dengan
meletakan batang kayu di pinggir jalan, menanam pisang di tengah jalan
karena jalan yang berlubang cukup parah, sehinggah bisah di tanami pohon
pisang.
Angkutan Laut
Jumlah kunjungan kapal pada tahun 2005 meningkat sebesar (26,29%) dibandingkan tahun 2004,
yaitu dari 2.077 meningkat menjadi 2.623 kunjungan. Jumlah penumpang
yang turun tahun 2004 tercatat 144.243 orang dan pada tahun 2005
sebanyak 60.435 orang atau turun sebesar 58,09%, sedangkan jumlah
penumpang yang naik mengalami penurunan sebesar 65,87%, yaitu dari
118.029 orang tahun 2004 menjadi 40.280 orang tahun 2005.
Pemekaran Daerah
langkah pembentukan dua wilayah otonomi baru Muna Barat dan Kota Raha
dalam waktu dekat ini ibarat jauh panggang dari api. Masyarakat Muna
Barat dan Kota Raha, dipastikan harus menunggu lama untuk mewujudkan
keinginan berpisah dari Kabupaten Muna, mengingat kemampuan keuangan
daerah induk Kabupaten Muna menjadi salah satu faktor penyebab jalan
menuju pemekaran menjadi sedikit terhambat.[2]
(Sumber : Wikipedia.org)
No comments:
Post a Comment